IKATAN ISLAM TERURAI SIMPUL DEMI SIMPUL
IKATAN ISLAM TERURAI
SIMPUL DEMI SIMPUL
Segala puji
syukur hanya bagi Allah SWT, yang hanya bagiNya-lah segenap diri ini berserah, yang
hanya kepadaNya-lah setiap goresan hati
mengingatNya dan hanya kepadaNya-lah semua
akan kembali. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengambil topik bahasan
mengenai terurainya simpul-simpul Islam.
Rasulullah
Saw bersabda “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap
simpul terlepas, maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang
paling awal terurai adalah hukum dan yang paling akhir terurai adalah shalat.”
(HR Imam al Bukhari)
Sebenarnya
kita telah sadar bahwa simpul awal yang disabdakan Rasulullah Saw telah
berlangsung—terurai—di negeri nusantara. Dimana kita saksikan hukum
melayang-layang tak terarah bahkan justru terbalik-balik. Kita juga sudah biasa
disuguhi kenyataan bahwa kemunafikan dan kebohongan menjadi hal yang layak
diagung-agungkan sedang kejujuran dikutuk dan dibungkam secara halus. Bahkan dari
berbagai simpul itu, simpul yang terakhir sudah tampak terurai. Buktinya,
betapa ringannya saudara muslim kita dewasa ini yang meninggalkan shalat 5
waktu tanpa rasa bersalah. Astaghfirullaah… Adapun terurainya simpul demi
simpul ikatan Islam, yaitu;
1.
Hukum
Tahun
1924 dunia menyaksikan terurainya simpul ikatan Islam yang pertama, yakni hukum.
Melalui Majelis Turki Nasional pada 3 Maret 1924, Mustafa Kemal berkhianat dengan
mengumumkan undang-undang pembubaran sistem khilafah Islamiyyah dalam tatanan
bermasyarakat dan bernegara umat Islam. Semenjak saat itu, negeri-negeri kaum
muslimin berubah menjadi kehidupan yang bukan berlandaskan Laa ilaaha
illallaah, tetapi berpaham asing nasionalisme, fanatisme dan lain-lain. Yang
berarti dengan sendirinya meninggalkan hukum yang turun dari langit—Allah Swt.
Runtuhlah
tatanan Islam yang telah berjalan dan berdiri ribuan tahun sejak pertama kali
didirikan oleh Nabi Muhammad Saw—pemimpin daulah pertama Islam di Madinah yang kemudian
diikuti oleh khulafaaur rasyidin; Abu bakar, Utsman, Ali dan diikiuti khilafah
dari kalangan kerajaan yakni Bani Umayyah, Bani Abbasiyah sampai Kesultanan
Utsmani Turki. Terbukti, selama 14 abad penegakan hukum Allah dijunjung tinggi
oleh seluruh lapisan masyarakat. Tapi mengapa manusia mengambil jalan yang
tidak berlandaskan pada hukum Allah?
2. Ekonomi
Simpul
ikatan Islam kedua yang terurai ialah simpul ekonomi. Sistem ekonomi yang kita
lihat saat ini sudah tidak berlandaskan pada ajaran Islam. Ekonomi yang
berkembang saat ini adalah ekonomi ribawi—Yahudi—mengambil untung dengan cara
yang tidak disyariatkan dalam Islam.
3. Politik
Politik
yang berkembang saat ini adalah politik yang tidak berakhlak. Politik yang
bersemangat untuk menjatuhkan satu sama lain tanpa memedulikan cara yang
digunakan. Begitu juga di negeri nusantara, jelas terekam di mata kita bahwa
politik bermain untuk membodohi rakyatnya.
4. Pendidikan
Sangat
kita rasakan bahwa dunia pendidikan kita sedang sakit dan tak memiliki
orientasi yang jelas. Berganti-ganti kurikulum, sistem dan berbagai program
yang sebenarnya tidak masyarakat butuhkan tetapi pemimpin sudah merasa benar
dan memaksa menerapkannya. Begitu juga ruh yang bersemayam dalam dunia
pendidikan di era materialism ini, bukan pendidikan yang dikembangkan dengan
semangat thalabul ‘ilmi dalam rangka beribadah kepada Allah sebagai jalan
menuju SyurgaNya, melainkan tak lebih dari pengharapan dunia—kekayaan dan
kenyamanan.
Orang
mengenyam pendidikan bukan lagi untuk menjadi insan yang banyak amalnya, orang
yang paling banyak berbuat kebaikan, tapi semata-mata agar dirinya menjadi
orang yang berpeluang menjadi kaya dan bertitle.
5. Militer
Militer
yang sekarang berjalan di berbagai negeri adalah “benar atau salah, Negara saya
akan tetap saya bela”. Sangat berbeda seperti Jumdullah, yang ketika pergi ke
medan perang tidak memiliki cita-cita lain kecuali kebaikan—hidup mulia di
bawah naungan Allah atau mati syahid.
6. Seni dan budaya
Seni dan
budaya pada hakikatnya adalah ekspresi dzikrullah, mengagungkan Allah Swt,
sehingga setiap orang yang menikmatinya akan senantiasa mengingat Allah Swt,
mengingat kematian, mengingat hakikat kehidupan sejati, bukan yang palsu atau
memanipulasi syahwat seperti yang kita saksikan di zaman ini. Yang terjadi saat
ini, seni dan budaya sudah menjadi sarana melupakan Allah dan pemuasan hawa
nafsu. Na’udzubillah….
Berbagai
simnpul Islam terurai. Apakah simpul terakhir—Shalat—akan terurai jua?
Inspiring: Syarifah, 15 Juni 2014
Inspiring: Syarifah, 15 Juni 2014
Komentar
Posting Komentar